Assalamu’alaikum,
wrb.wb.
Media Sosial memanglah
menjadi sebuah tren di dalam keseharian masyarakat. Mulai dari facebook,
twitter, path, dll. Semua itu tak lepas dari alat elektroniklah, komunikasilah,
apapun itu sejenisnya. Pastinya alat itu semua juga sudah mendunia kan. Dari
anak-anak sampai kakek-nenek semuanya sudah mengenal itu. Misalnya Hand Phone.
Saat ini hand phone sudah menjadi kantong sakunya para masyarakat dunia. Nah
itu semua ada sangkut-pautnya dengan cerita yang akan saya bagikan berikut…
Facebook…yah facebook
menurut saya saat ini sudah semakin menjadi ocehan para anak-anak maupun kaum
dewasa. Langsung aja gini nih ceritanya..
Sewaktu teman saya lagi doyan-doyannya nggegunain
facebook, dia tiap hari ada aja yang di update, yaa statuslah, yaa menggunggah
fotolah, dan lain sebagainya…
Hingga ada suatu perkumpulan komunitas di facebook
yang dijadiin satu dalam suatu wadah yaitu grup namanya. Teman saya gabung
disuatu grup itu. Grup itu berisi tentang perkumpulan anak remaja yang
seangkatan dan menginfokan tentang perguruan tinggi negeri. Nah karna grup itu
lagi gencar-gencarnya beritain atau ngebagiin info tentang masuknya ke perguruan itu, yaa
otomatis teman saya ikut andil dalam bertanya dan membagikan info juga.
Hingga pada suatu hari
ada seseorang mengepostkan materi dan soal-soal untuk dipelajari bersama dan
lebih lanjut bisa meminta materi dan soal tersebut dengan melalui email atau
personal message ke facebook orang yang mengepost itu.
Nah teman saya langsung saja karena belum di post di
grup, dia langsung meminta langsung via personal message ke FB orang itu. Dan
langsunglah ditanggapi oleh orang itu. Orang itu bilang akan mengirimkan soal
melalui personal message tersebut. Tetapi ditunggu beberapi hari masih belum
dikirim juga. Teman saya menunggu-nunggu terus. Tapi karna nggak terlalu
berharap mendapatkan soal dan materi tersebut, jadi teman saya bawa slow saja.
Hingga suatu hari orang
itu malah nggak ngirimin soal, eh malah ngajak ngebahas yang lain. Hingga teman
saya lama-lama dekat dengan orang itu. Mereka hanya dekat sebagai teman. Kadang
teman saya meminta pendapat dan tanya tentang perguruan tinggi negeri. Soalnya
orang yang sekarang sudah dekat dengan teman saya itu ternyata sudah diterima
di PTN di Jakarta.
Selang beberapa hari si orang itu masukin teman saya
di grup whatsaap yang di admini oleh orang itu sendiri. Grup itu supaya lebih
dekat menjaring para teman yang seangkatan agar turut andil dalam meramaikan
dan berjuang bareng-bareng karena grup itu tujuan awalnya untuk berbagi soal
dan jawaban. Tapi kenyataannya tidak. Grup itu memang kadang untuk berbagi soal
dan jawaban, tapi sering sekali grup itu disalah gunakan hanya untuk
curhat-curhat yang nggak penting.
Teman saya masih saja terus
dan terus ikut ngegubris di grup itu. Yaa salah siapa grup itu juga jadi bahan
ajang mencari jodoh. Karna grup itu juga mereka belum saling mengenal maupun
tatap muka langsung, jadi mereka tak ada takut-takutnya kalau asal ngomong di
media whatsaap dan apapun itu. Mereka hanya mencari sensasi dan teman saja. Tak
ada yang terlalu mereka hiraukan, yang mereka inginkan hanya keberhasilan dalam
memasuki Perguruan Tinggi Negeri.
Detik demi detik, hari
demi hari, hari dimana mereka harus bertempur menghadapi ujian tulis memasuki
perguruan tinggi negeri pun dimulai….
Tiba pengumuman pun muncul. Tak banyak dari teman
grup di whatsaap teman saya itu banyak yang diterima, dan banyak pula yang
nggak diterima. Alhasil teman saya juga nggak diterima… Menurut saya sih, cara
yang dilakuin oleh teman saya belum terlalu ada gunanya. Chattingan dengan
orang yang dia kenal, dan sedikit sekali dalam berbagi soal juga jawaban, itu
tak membuahkan hasil sama sekali buat teman saya. Hingga suatu teman saya sadar
dan tidak terlalu ikut andil dalam meramaikan grup itu.
Dan hingga pada suatu
hari teman saya selalu di chat sama orang yang nggak dikenal via whatsaap
maupun sms. Yaa siapa lagi kalau bukan anggota grup whatsaap itu. Tiap hari
selalu ada chat dari anggota-anggota itu. Tak banyak dari mereka yang ngebahas
tentang kelanjutan studi. Kebanyakan dari mereka malah membahas hal yang sangat
pribadi. Misalnya soal asmara. Menurut saya sih hal itu semakin tidak ada
gunanya.. Bisa bayangin ngomongin soal asmara dengan orang yang nggak pernah
ditemuinya secara langsung itu gimana kan…
Tapi positifnya adalah
mereka masih membahas dalam batas kewajaran. Banyak curhat, tapi yang
memberikan solusi juga banyak. Jadi belum ada masalah…
Tapinya lagi adalah… Suatu hari teman saya di chat
dengan orang yang udah masukin dia di grup whatsaap itu. Begini sajalah, biar
gampang orang itu saya beri inisial M.
Awalnya sih chattingannya biasa aja. Ngebahas
hal-hal yang wajar dan positif.
Tapi berbulan-bulan
kemudian si M itu datang dengan perkataan yang diluar kesadaran teman saya.
Bisa bayangin lagi gimana kalau kalian dinyatain cinta dengan orang yang nggak
pernah dilihat maupun ditemui langsung, tapi udah gitu aja dianya pede langsung
ungkapin cinta. Dan bisa-bisanya si M bisa ada perasaan setelah sekian lama,
mereka tidak salin chattingan lagi. Gimana bisa coba? Saya berpikir juga itu
mustahil kalau nggak ada niat yang terselubung. Jelas teman saya nggak bakal
terima cintanya dong…
Si M itu sih katanya baik, peduli kalau sama cewek,
suka ngebantu orang tua, pinter, pokoknya nggak aneh-aneh katanya…
Tapi siapa sangka dan
nggak disangka-sangka… suatu hari dia datang dan ngechat lalu ngajak in kalau
mau nggak dia temenin temen saya itu dalam satu malam. Temen saya kaget dan
bingung. Lalu dia jawab, maksudnya apa? Lalu Si M jawab “kamu mau nggak
berhubungan kayak suami istri itu sama aku, Cuma dalam satu malam ini kok”.
Spontan temen saya langsung nolak dan saranin temen saya supaya sadar. Tapi
lalu apa yang terjadi? Teman saya diancam kalau nggak mau nurutin apa kata si M, dia bakal sebarin
kata-kata screenshotan yang berisi kata-kata senonoh yang beratas namakan temen
saya. Yaa langsung aja teman saya ketakutan dan marah-marahin si M itu. Dia
bertanya kenapa bisa si M merekayasa seperti itu. Lalu si M menjawab, ternyata
dia mempunyai akun whatsaap 2. Dan gampang saja merekayasa korbannya seperti
itu. Misalnya akun yang satu berinama nama teman saya, trus yang satu tetap
nama si M nya itu. Benar-benar diluar dugaan teman saya. Teman saya menasehati
si M itu tapi malah si M semakin marah karena tidak mau menemaninya dalam satu
malam itu. Lebih parahnya lagi temen saya disuruh telanjang dan difoto lalu
dikirim ke si M tersebut. Jelas nafsu yang benar-benar bejat dan tidak tahu
tata norma agama. Lebih bahayanya lagi, si M akan menyebarkan screeshotan
tersebut ke facebook dan menandai facebook teman saya. Spontan teman saya
langsung memblokir akun facebook si M, dan akan menghapus semua hal yang
bersangkutan dengan si M. karena takut juga, semua percakapan dengan si M di
whatsaap langsung dihapus, padahal itu semua bisa menjadi bukti kalau nanti si
M benar-benar nekat mencemarkan nama baik teman saya di FB dan akan melaporkan
kepihak berwajib. Tapi karna nggak berpikir sampai segitu, yaa gimana lagi.
Nasi udah menjadi bubur. Sekarang teman saya hanya bisa mendoakan semoga orang
seperti itu bisa cepat-cepat sadar dan kalau perlu diberi hidayah
sebesar-besarnya.
Dan bagi para pecinta media sosial harap tetap
hati-hati dimanapun dan kapanpun itu. Bisa jadi anda menjadi korbannya. Jangan
terlalu terbuka ke media sosial dan jangan gampang terpengaruh maupun gampang
dekat dengan orang yang belum pernah ditemui.
Semoga menginspirasi.
Wassalamu’alaikum, wr,wb.