Wednesday, August 26, 2015

Diam-Diam Bejat



Assalamu’alaikum, wrb.wb.
Media Sosial memanglah menjadi sebuah tren di dalam keseharian masyarakat. Mulai dari facebook, twitter, path, dll. Semua itu tak lepas dari alat elektroniklah, komunikasilah, apapun itu sejenisnya. Pastinya alat itu semua juga sudah mendunia kan. Dari anak-anak sampai kakek-nenek semuanya sudah mengenal itu. Misalnya Hand Phone. Saat ini hand phone sudah menjadi kantong sakunya para masyarakat dunia. Nah itu semua ada sangkut-pautnya dengan cerita yang akan saya bagikan berikut…
Facebook…yah facebook menurut saya saat ini sudah semakin menjadi ocehan para anak-anak maupun kaum dewasa. Langsung aja gini nih ceritanya..
Sewaktu teman saya lagi doyan-doyannya nggegunain facebook, dia tiap hari ada aja yang di update, yaa statuslah, yaa menggunggah fotolah, dan lain sebagainya…
Hingga ada suatu perkumpulan komunitas di facebook yang dijadiin satu dalam suatu wadah yaitu grup namanya. Teman saya gabung disuatu grup itu. Grup itu berisi tentang perkumpulan anak remaja yang seangkatan dan menginfokan tentang perguruan tinggi negeri. Nah karna grup itu lagi gencar-gencarnya beritain atau ngebagiin info  tentang masuknya ke perguruan itu, yaa otomatis teman saya ikut andil dalam bertanya dan membagikan info juga.
Hingga pada suatu hari ada seseorang mengepostkan materi dan soal-soal untuk dipelajari bersama dan lebih lanjut bisa meminta materi dan soal tersebut dengan melalui email atau personal message ke facebook orang yang mengepost itu.
Nah teman saya langsung saja karena belum di post di grup, dia langsung meminta langsung via personal message ke FB orang itu. Dan langsunglah ditanggapi oleh orang itu. Orang itu bilang akan mengirimkan soal melalui personal message tersebut. Tetapi ditunggu beberapi hari masih belum dikirim juga. Teman saya menunggu-nunggu terus. Tapi karna nggak terlalu berharap mendapatkan soal dan materi tersebut, jadi teman saya bawa slow saja.
Hingga suatu hari orang itu malah nggak ngirimin soal, eh malah ngajak ngebahas yang lain. Hingga teman saya lama-lama dekat dengan orang itu. Mereka hanya dekat sebagai teman. Kadang teman saya meminta pendapat dan tanya tentang perguruan tinggi negeri. Soalnya orang yang sekarang sudah dekat dengan teman saya itu ternyata sudah diterima di PTN di Jakarta.
Selang beberapa hari si orang itu masukin teman saya di grup whatsaap yang di admini oleh orang itu sendiri. Grup itu supaya lebih dekat menjaring para teman yang seangkatan agar turut andil dalam meramaikan dan berjuang bareng-bareng karena grup itu tujuan awalnya untuk berbagi soal dan jawaban. Tapi kenyataannya tidak. Grup itu memang kadang untuk berbagi soal dan jawaban, tapi sering sekali grup itu disalah gunakan hanya untuk curhat-curhat yang nggak penting.
Teman saya masih saja terus dan terus ikut ngegubris di grup itu. Yaa salah siapa grup itu juga jadi bahan ajang mencari jodoh. Karna grup itu juga mereka belum saling mengenal maupun tatap muka langsung, jadi mereka tak ada takut-takutnya kalau asal ngomong di media whatsaap dan apapun itu. Mereka hanya mencari sensasi dan teman saja. Tak ada yang terlalu mereka hiraukan, yang mereka inginkan hanya keberhasilan dalam memasuki Perguruan Tinggi Negeri.
Detik demi detik, hari demi hari, hari dimana mereka harus bertempur menghadapi ujian tulis memasuki perguruan tinggi negeri pun dimulai….
Tiba pengumuman pun muncul. Tak banyak dari teman grup di whatsaap teman saya itu banyak yang diterima, dan banyak pula yang nggak diterima. Alhasil teman saya juga nggak diterima… Menurut saya sih, cara yang dilakuin oleh teman saya belum terlalu ada gunanya. Chattingan dengan orang yang dia kenal, dan sedikit sekali dalam berbagi soal juga jawaban, itu tak membuahkan hasil sama sekali buat teman saya. Hingga suatu teman saya sadar dan tidak terlalu ikut andil dalam meramaikan grup itu.
Dan hingga pada suatu hari teman saya selalu di chat sama orang yang nggak dikenal via whatsaap maupun sms. Yaa siapa lagi kalau bukan anggota grup whatsaap itu. Tiap hari selalu ada chat dari anggota-anggota itu. Tak banyak dari mereka yang ngebahas tentang kelanjutan studi. Kebanyakan dari mereka malah membahas hal yang sangat pribadi. Misalnya soal asmara. Menurut saya sih hal itu semakin tidak ada gunanya.. Bisa bayangin ngomongin soal asmara dengan orang yang nggak pernah ditemuinya secara langsung itu gimana kan…
Tapi positifnya adalah mereka masih membahas dalam batas kewajaran. Banyak curhat, tapi yang memberikan solusi juga banyak. Jadi belum ada masalah…
Tapinya lagi adalah… Suatu hari teman saya di chat dengan orang yang udah masukin dia di grup whatsaap itu. Begini sajalah, biar gampang orang itu saya beri inisial M.
Awalnya sih chattingannya biasa aja. Ngebahas hal-hal yang wajar dan positif.
Tapi berbulan-bulan kemudian si M itu datang dengan perkataan yang diluar kesadaran teman saya. Bisa bayangin lagi gimana kalau kalian dinyatain cinta dengan orang yang nggak pernah dilihat maupun ditemui langsung, tapi udah gitu aja dianya pede langsung ungkapin cinta. Dan bisa-bisanya si M bisa ada perasaan setelah sekian lama, mereka tidak salin chattingan lagi. Gimana bisa coba? Saya berpikir juga itu mustahil kalau nggak ada niat yang terselubung. Jelas teman saya nggak bakal terima cintanya dong…
Si M itu sih katanya baik, peduli kalau sama cewek, suka ngebantu orang tua, pinter, pokoknya nggak aneh-aneh katanya…
Tapi siapa sangka dan nggak disangka-sangka… suatu hari dia datang dan ngechat lalu ngajak in kalau mau nggak dia temenin temen saya itu dalam satu malam. Temen saya kaget dan bingung. Lalu dia jawab, maksudnya apa? Lalu Si M jawab “kamu mau nggak berhubungan kayak suami istri itu sama aku, Cuma dalam satu malam ini kok”. Spontan temen saya langsung nolak dan saranin temen saya supaya sadar. Tapi lalu apa yang terjadi? Teman saya diancam kalau nggak mau  nurutin apa kata si M, dia bakal sebarin kata-kata screenshotan yang berisi kata-kata senonoh yang beratas namakan temen saya. Yaa langsung aja teman saya ketakutan dan marah-marahin si M itu. Dia bertanya kenapa bisa si M merekayasa seperti itu. Lalu si M menjawab, ternyata dia mempunyai akun whatsaap 2. Dan gampang saja merekayasa korbannya seperti itu. Misalnya akun yang satu berinama nama teman saya, trus yang satu tetap nama si M nya itu. Benar-benar diluar dugaan teman saya. Teman saya menasehati si M itu tapi malah si M semakin marah karena tidak mau menemaninya dalam satu malam itu. Lebih parahnya lagi temen saya disuruh telanjang dan difoto lalu dikirim ke si M tersebut. Jelas nafsu yang benar-benar bejat dan tidak tahu tata norma agama. Lebih bahayanya lagi, si M akan menyebarkan screeshotan tersebut ke facebook dan menandai facebook teman saya. Spontan teman saya langsung memblokir akun facebook si M, dan akan menghapus semua hal yang bersangkutan dengan si M. karena takut juga, semua percakapan dengan si M di whatsaap langsung dihapus, padahal itu semua bisa menjadi bukti kalau nanti si M benar-benar nekat mencemarkan nama baik teman saya di FB dan akan melaporkan kepihak berwajib. Tapi karna nggak berpikir sampai segitu, yaa gimana lagi. Nasi udah menjadi bubur. Sekarang teman saya hanya bisa mendoakan semoga orang seperti itu bisa cepat-cepat sadar dan kalau perlu diberi hidayah sebesar-besarnya.
Dan bagi para pecinta media sosial harap tetap hati-hati dimanapun dan kapanpun itu. Bisa jadi anda menjadi korbannya. Jangan terlalu terbuka ke media sosial dan jangan gampang terpengaruh maupun gampang dekat dengan orang yang belum pernah ditemui.
Semoga menginspirasi.
Wassalamu’alaikum, wr,wb.

No comments:

Post a Comment