Pada awalnya, semua orang bangga dengan pilihannya. Tapi pada
akhirnya, tidak semua orang setia pada pilihannya… Saat ia sadar bahwa yang
dipilih mungkin tidak sepenuhnya seperti yang diimpikan.
Sulit untuk kenyataan yang saat ini diterima oleh Doni. Sosok
Doni ini sangat kalem, disiplin, rajin, dan kadang humoris. Cowok yang saat ini
sudah berusia 20 tahun, dan sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri
Yogyakarta jurusan Pendidikan Matematika.
Sesuatu yang tak mudah menerima kenyataan kalau saat umur 20
tahun dia harus berpisah dengan kekasihnya yang sudah mendampinginya sejak SMA
dahulu. Dia sangat terpukul dan frustasi. Kenapa tidak? Sosok wanita yang telah
mendampingi Doni sejak SMA itu telah membuatnya menjadi pribadi yang sangat
disiplin dan berkeyakinan teguh, namun juga telah mengubah sosok Doni menjadi
seseorang yang sangat keras kepala.
Berawal saat mereka pertama dekat adalah sewaktu kelas 3 SMA.
Awal kelas 3 SMA mereka mulai tertarik satu sama lain, dan akhirnya mereka
jadian. Doni sangat tertarik terhadap Lisa yang kini telah menjadi masa lalunya
itu. Karna paras Lisa yang memang sangat cantik ditambah lagi dia juga pintar. Membuat
hati Doni sewaktu itu pun sangat terpikat oleh sosoknya.
Hingga tak gentar-gentar kalau dia berusaha untuk bisa
mendapatkan hati Lisa. Berbagai cara, dari mulai menggoda dia di media sosial
facebooklah, smslah, lalu tak segan-segan pula Doni berani main ke rumah Lisa
langsung. Awalnya Doni ingin ke rumah Lisa karena ingin belajar bareng sama
Lisa. Itu hal yang sudah Doni lakukan untuk menaklukan hati Lisa, sampai Lisa
benar-benar menerima Doni untuk menjadi pacarnya.
Sampai tiba saatnya, masa-masa kelas 3 yang begitu sulit,
masa-masa dimana semua anak kelas 3 harus berusaha menimba ilmu semaksimal mungkin
agar nantinya berhasil dalam menempuh Ujian Nasional dan mendapatkan Perguruan
Tinggi yang dicita-citakan para anak didik tersebut.
Diwaktu kelas 3 tersebut Doni dan Lisa selalu belajar bareng,
selalu berbagi soal dan jawaban, hingga mereka juga sama-sama dalam satu tempat
les. Mereka satu kelas, jadinya mereka juga tahu apa-apa yang diperbuat satu
sama lain. Apa-apa mereka selalu bareng, kemanapun itu.
Tapi karena jarak rumah Doni dari sekolah sangat jauh,
begitupun dari rumah Lisa, jadi Doni jarang bermain dengan Lisa. Apalagi waktu
kelas 3 itu adalah waktu yang sangat menyibukkan, sangat menguras waktu dan
tenaga sekaligus. Hingga mereka jarang bertemu kalau di luar jam sekolah.
Sehingga membuat mereka harus berjuang masing-masing dalam
jarak yang jauh. Tetapi itu tak menyurutkan semangat mereka. Mereka walaupun
Long distance relationship mereka tetap berjuang agar mereka bisa menaklukan UN
dan Perguruan Tinggi Negeri. Karena mereka sudah bersepakat agar kelak mereka
bisa Seperguruan dan sefakultas yang mereka inginkan. Doni ingin mengambil
prodi Pendidikan Matematika, dan Lisa ingin mengambil prodi Pendidikan Fisika.
Mereka sangat ingin memperjuangkan keinginan mereka tersebut. Apapun itu harus
benar-benar mereka dapatkan. Perjuangan dari pagi menimba ilmu, sampai sore
baru selesai pulang sekolah, apalagi masih menimba ilmu di tempat les, dan baru
selesai les itu malam hari. Waktu yang menyibukkan, yang membuat mereka jarang bermain
berdua bareng.
Try out, pendalaman materi, soal-soal ujian sudah jadi
makanan mereka sehari-hari. Hingga tiba saatnya hari yang menentukan itu telah
datang. Empat hari mereka berjuang,
4 hari mereka menaklukan soal ujian, 4 hari mereka saling memberi support. Itu membuat mereka bertahan dan selalu sama-sama berjuang.
4 hari mereka menaklukan soal ujian, 4 hari mereka saling memberi support. Itu membuat mereka bertahan dan selalu sama-sama berjuang.
Setelah 4 hari yang
menentukan itu telah selesai, mereka tidak lupa masih terus berjuang dalam menghadapi
ujian tulis masuk perguruan tinggi negri. Berhari-hari mereka tidak surut,
tetap terus belajar dan belajar. Doni dan Lisa masih belum sempat untuk bermain
berdua. Mereka sibuk untuk belajar dan belajar.
Hingga tiba saatnya ujian tulis itu pun berlangsung. Seusai mereka
menghadapi ujian tulis tersebut. Mereka tak henti-hentinya terus berdoa dan
berdoa. Hingga sudah tiba waktunya pengumuman penerimaan di PTN tersebut sudah
keluar. Alhasil Lisa dinyatakan lolos, dan Doni masih belum beruntung.
Itu membuat hati Doni down. Tetapi Lisa tetap selalu memberi support
untuk Doni. Doni merasa malu, karna perjuangannya kali itu belum dikabulkan
Tuhan. Tapi itu tak menyurutkan semangat Doni. Doni semakin rajin belajar untuk
ujian tulis yang kedua. Doni selalu berusaha yang terbaik, itu semua atas
support dari keluarga dan tentunya Lisa. Tanpa Lisa, mungkin Doni kurang
semangat. Dialah sosok wanita yang selalu menyemangati Doni dalam keadaan
apapun. Karena itu Doni sangat menyanyangi dan tidak ingin berpisah dari Lisa.
Ujian tulis yang kedua pun sudah pada waktunya. Doni yakin
kalau dia akan lolos. Doni terus berdoa dan berdoa. Dan tiba pada pengumuman
penerimaannya Doni dinyatakan telah lolos dalam ujian tulis tersebut dan
Pendidikan Matematika sudah menantinya di depan. Doni sangat bahagia sekali. Doni
bersyukur sekali pada Tuhan Yang Maha Esa. Dia juga berterimakasih terhadap
keluarga dan tentunya pacarnya Lisa.
Mereka sangat bahagia sekali. Apalagi pengorbanan dari awal
sampai akhir itu sangat menguras waktu dan tenaga. Itu sangatlah tidak mudah. Tak
hanya itu, banyak sekali perjuangan lainnya, mereka memperjuangkan hubungan
mereka untuk tetap harmonis.
Mereka sudah mulai memasuki dunia perkuliahan. Itu yang
menjadi hambatan lagi untuk hubungan mereka. Mereka harus bisa menjaga hati,
diri, dan pergaulan. Pergaulan dengan lain jenis yang membuat mereka harus
mengerti arti kesetiaan.
Namun kata setia itu tidaklah mudah. Sesuatu hal yang sangat
mudah diucapkan, namun sulit untuk dijalani. Kini sosok Lisa menjadi pembakang,
keras kepala setelah memasuki dunia perkuliahan. Ada saja masalah yang mereka
alami. Hal sepele selalu dipermasalahin oleh Lisa. Sudah sekian kali Lisa
meminta putus dengan Doni. Tetapi Doni sangat tidak mau. Seseorang yang dia
sayang dan cinta itu kini semakin berubah saja. Seseorang yang dari masa
sekolah berjuang bareng-bareng, kini selalu ingin meminta pisah darinya. Itu membuat
hati Doni selalu sakit. Doni sangat cinta sama Lisa. Sampai tiba pada suatu
hari Lisa meminta yang kesekian kalinya hubungan mereka harus benar-benar
berakhir. Doni tidak akan mau, kecuali benar-benar sudah ada laki-laki yang
lebih baik dari Doni. Sebuah peryataan yang mudah saja bagi Lisa. Lisa saat itu
memang sudah dekat dengan seseorang. Nah seseorang itu satu kampus dengan
mereka. Satu program studi dengan Lisa. Itu jelas yang membuat si cowok dan
Lisa itu semakin dekat. Satu prodi selalu mempertemukan mereka, hingga mereka
akhirnya sangat dekat. Perasaan Lisa yang kini mulai pudar untuk Doni, semakin
membuat cowok itu mudah saja memasuki hati Lisa. Apalagi cowok itu memang juga
ada perasaan lebih dengan Lisa.
Sebuah hal yang sangat menyakitkan memang. Seseorang yang
sangat dicintai Doni, kini telah begitu saja berpaling perasaan dengan orang
lain. Lisa merasa dia sudah bosan dengan Doni. Sebuah hal yang sangat
kekanak-kanakan sekali. Hanya karna kebosanan, menjadikan sebuah hubungan itu
hancur yang hanya menyisakan luka dalam.
Suatu hari Lisa sudah menyatakan kalau dia sudah mendapatkan
sosok yang lebih baik dari Doni. *jleeeebbb* perasaan Doni langsung hancur dan
sudah termakan oleh omongannya sendiri. Doni merasa menyesal telah berkata
seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Orang yang
sangat dicintainya tersebut sudah benar-benar ingin berpisah darinya. Itu sama
saja tak ada gunanya untuk Doni. Lisa sudah tidak mencintai Doni. Untuk apa
Doni selalu mengalah kalau Lisa marahlah apalah, untuk apa Doni mempertahankan
seseorang yang sudah tidak ada perasaan denganya. Itu yang selalu terpintas
dipikiran Doni. Tapi mengapa hanya begitu saja. Mengapa janji yang pernah
mereka ukir kini hanya tinggal kenangan… Perjuangan mereka untuk bisa sampai
saat itu tidaklah mudah. Mengapa kini hanya tersisa oleh kenangan. Sungguh tidaklah
mudah untuk sampai saat ini Doni terima.
sekian dan terimakasih :)
No comments:
Post a Comment